Rabu, 07 November 2018

Penanaman Padi Menggunakan Sistem Dapog dan Alat Tanam Rice Transplanter


     Dapog/tray adalah tempat tumbuhnya bibit padi yang ditanam secara acak dengan cara ditabur pada media tumbuh untuk disemaikan. Persemaian dengan sistim dapog umumnya dilakukan apabila penanaman dengan menggunakan alat tanam Rice Transplanter
    Dalam kegiatan budidaya pertanian sampai saat ini benih/bibit merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan terhadap produksi, karena selain menjadi salah satu faktor penentu yang harus disiapkan sebagai bahan yang akan menghasilkan, juga dalam penyediaannya tidak dapat dipandang mudah walaupun aspek lain dalam budidaya mendukung, tanpa didukung oleh penyediaan bibit yang baik maka sulit dicapai hasil yang optimum.
    Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi dalam mempersiapkan bibit yang siap tanam. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya untuk pertanaman produksi benih, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
     Salah satu titik kritis tanam bibit menggunakan mesin tanam pindah bibit padi (Rice Transplanter) adalah pembuatan persemaian karena memerlukan bibit khusus. Cara pembuatan persemaian berbeda dengan persemaian yang biasa dilakukan saat ini (konvensional).
Jenis alat dan bahan yang digunakan dalam pembibitan dengan system dapog:
a) Persiapan Tanah : Saringan (1,5 m x 2,0 m # mesh 0,5 cm), Skop dan Martil.
b). Pemilihan Benih: Benih (berkualitas baik), Garam, Telur (1 butir) dan Ember.
c) Persemaian/Pembibitan : Tray/kotak semai, Alat siram (gembor), Timbangan,  Karung Plastik/Terpal, Alat seeder/sowing manchine, Pupuk (NPK: 2-3 gram/tray, Daun pisang/jerami dan  Paranet (2,0 m x7,0m /40 trays).
      Perlakuan benih perlu dilakukan sebelum benih disebar ke pesemaian agar pertumbuhan benih sehat , kuat dan seragam sehingga memenuhi kebutuhan benih per satuan luas tanam sehingga sasaran peningkatan produksi tercapai secara optimum. Sebelum melakukan persemaian seleksi benih sangat perlu dilakukan untuk memisahkan antar benih yang bernas dan benih yang hampa. Benih dengan berat jenis lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya kecambah dan Vigor) yang lebih tinggi, serta pertumbuhan dilapang yang lebih cepat dan seragam.
     Adapun tahapan Seleksi Benih: a). Larutkan 500 gr garam dalam 10 liter air, b). Masukkan 1 butir telur utuh, c). Masukkan benih, d). Buang benih yang mengapung, e). Ambil benih yang tenggelam, f). Bilas benih dengan air (2x), g). Rendam benih dalam air selama 2 hari.
    Media dalam persemaian/pembibitan padi dengan sistem dapog merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Tanah yang dipergunakan dalam media semai padi dengan tray/dapog adalah tanah yang subur berasal dari pekarangan yang bebas dari tumpukan sampah atau tanah sawah. Tanah dikeringkan hingga kering betul selanjutnya di hancurkan sampai lembut kemudian disaring dengan kawat saring ukuran 0,5 cm, kemudian Tanah dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan  4:1      (3 liter tanah/tray) terdiri dari 2,25 liter tanah + 0,75 liter pupuk organik atau Nitrogen 1gr/tray, Phosphate, 1 gr/tray Kalium, 1 gr/tray, kemudian diaduk rata.
     Persemaian dengan sistem Dapog/tray adalah merupakan tempat tumbuhnya bibit padi yang ditanam secara acak dengan cara ditabur pada media tumbuh untuk disemaikan. Ukuran dapog untuk mesin Jarwo Transplanter mempunyai lebar 18,3 cm dan panjang sekitar 58 cm. Cara penyemaian dapog dapat dilakukan langsung di lahan basah (sawah) ataupun di pekarangan rumah. Kebutuhan benih per dapog persemaian adalah 90 -100 gram. Tebal media tumbuh untuk persemaian yaitu 2–3 cm. Umur bibit yang dapat ditanam berkisar 15 –20 hari setelah semai dan tinggi bibit yang disarankan mencapai 15 –20 cm, 
     Untuk menabur benih pada dapog/tray yang selain disebar langsung dengan menggunakan tangan juga dapat dilakukan dengan  menggunakan Alat Penabur Benih (Seeder). Adapun tekninknya adalah :  a). Rel terbuat dari kayu uk. 5 x 7 cm sebanyak dua batang yang lurus dan dihaluskan atau rel dari besi siku uk. 4 x 4 cm sebanyak 2 batang, b). Atur dapok/tray yang sudah diisi media, c). Letakkan rel pastikan tepi dapok sesuaikan dengan lebar alat, pastikan pada kondisi lurus dan berada di tengah (center) (sesuai pada gambar), d). Atur lebar pengeluaran benih padi, sebelumnya lakukan kalibrasi, e). Tutup dengan tanah dengan menggunakan alat seeder, f). Tutup dengan daun pisang kemudian ditutup lagi dengan terpal/karung plastik tindih dengan kayu agar tidak terlipat terkena terpaan angin, biarkan selama 3-4 hari selanjutnya penutup dibuka, lalu disiram air sampai basah atau diairi setinggi 2-5 cm, 
    Selanjutnya adalah Pemeliharaan Pembibitan/Pesemaian: a) Pemeliharaan setelah pesemaian umur 4 hari setelah semai (HSS) yaitu: bila tempat pesemaian dilahan pekarangan setiap hari perlu penyiraman secara intesif. b). Cara pemeliharaan pesemaian dilahan sawah. Masa kecambah, atur ketinggian air dibawah tray/dapok.  Masa pertumbuhan daun, atur ketinggian air sama dengan guludan jika penyemaian disawah. Seletah itu pada umur 15 – 20 hari dengan tinggi sekitar 12 – 17 cm maka dapat pakai untuk ditanam menggunakan alat tanam rice transplanter.
    Rice transplanter adalah inovasi teknologi mesin tanam pindah bibit pada tanaman padi. Mesin Rice Transplantar berpeluang dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi pada daerah-daerah tertentu. Dalam budidaya padi, salah satu kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah kegiatan tanam bibit padi (tanam bibit pindah). Kegiatan tersebut memerlukan tenaga kerja sekitar 25% dari seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya padi. Petani dalam pelaksanaan usahatani padi masih menanam bibit padi secara manual dengan tenaga manusia. Permasalahan tentang kelangkaan tenaga kerja tanam padi mulai terjadi di beberapa sentra produksi padi. Meskipun seluruh areal lahan sawah dapat ditanami namun tidak tepat waktu. Hal tersebut disebabkan karena telah mulai terjadi keterbatasan tenaga kerja tanam. Keadaan demikian tentunya sangat memprihatinkan bagi pemerintah dalam peningkatan ketahanan pangan. Dengan adanya kelangkaan tenaga kerja khususnya penanaman padi menyebabkan jadwal tanam sering mundur dan tidak serempak sehingga berpengaruh terhadap indeks pertanaman padi, ganguan OPT yang akhirnya berpengaruh terhadap produksi padi. Oleh karena itu, sejak beberapa tahun terakhir ini mulai diperkenalkan dan dikembangkan mesin tanam pindah bibit padi (rice transplanter).
Inovasi teknologi rice transplanter merupakan inovasi teknologi yang dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada areal tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle). Oleh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung. Selain itu rice transplanter juga memudahkan dalam penanaman.



0 komentar:

Posting Komentar