Minggu, 02 Desember 2018

MEKANISASI REAPER BINDER


MEKANISASI REAPER BINDER

Mekanisasi Tepat Guna Pada Tanaman Padi
Teknologi tepat guna secara sederhana diartikan sebagai teknologi yang dapat dibuat atas dasar ketersediaan komponen lokal, dan dapat dikembangkan oleh sumber daya manusia lokal pula (Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1994). Jika dikaitkan dengan keberadaannya maka hand tractor, power thresher, pedal thresher, alat penyemprot hama merupakan alsintan yang seluruh komponennya hampir dapat diciptakan dan dikembangkan secara lokal.
Beberapa jenis alsintan yang sudah digunakan di Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
Saat melakukan pengolahan lahan pada umumnya menggunakan alat bajak singkal kemudian dilanjutkan dengan menggunakan alat garu (garpu)  untuk menggemburkan dan meratakan lahan. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi dan zaman sekarang petani dapat menggunakan teknologi canggih seperti traktor. Penggunaan traktor saat ini sudah menjadi kebutuhan utama petani untuk mengolah tanah, mengingat pengolahan tanah dengan tenaga buruh dianggap menjadi semakin mahal. Hal ini seiring juga dengan berkurangnya ketersediaan tenaga kerja karena telah beralih profesi ke non pertanian serta meningkatnya upah buruh disamping lamanya waktu pengolahan tanah. Kondisi tersebut mendorong petani untuk menggunakan tenaga traktor dan mesin perontok padi. Hasil ini tampak dari tingkat adopsi traktor yang meningkat dari 15,2% pada tahun 1990 menjadi 19,4% pada tahun 1993, sedangkan tingkat adopsi mesin perontok padi meningkat lebih tinggi yaitu dari 15,4% menjadi 25,6% (Ananto dan Astanto, 2000). Namun demikian peningkatan permintaan akan jasa mesin perontok pada tingkat ketersediaan kapasitas pelayanan yang relatif rendah tersebut mengakibatkan pula peningkatan sewa riil dari mesin perontok padi di pedesaan.
Teknologi mekanisasi panen yang sudah ada saat ini adalah reaper, reaper binder, stripper, combine harvester. Hasil pengujian teknologi tersebut memberikan angka susut bervariasi dari angka 0,1% sampai maksimum 2% pada reaper (Balai Besar Alat Dan Mesin Pertanian, 1999). Umumnya alat yang banyak dijumpai saat melakukan  pemanenan adalah sabit, baik sabit biasa maupun bergerigi. Penggunaan sabit sebagai alat panen karena perontokan padi 6 akan dilakukan dengan cara banting (gebot).
Karena adanya  teknologi alsintan berupa alat panen bermesin merupakan harapan dari setiap petani padi. Mesin panen padi seperti reaper dan stripper dapat digunakan di lahan yang waktu panennya bertepatan dengan musim kemarau pada penanaman kedua. Sistem kerja mesin reaper adalah memotong batang padi dan hasil potongan dilepaskan ke samping mesin berjalan, sehingga masih menggunakan tenaga kerja manusia untuk mengumpulkannya, walau kondisi lahan sedikit berair, mesin reaper masih dapat dioperasikan.
Cara kerja mesin panen stripper adalah dengan merontokkan gabah yang masih ada di batang padi dengan cara menyisir malai langsung di pertanaman dan gabah yang terontok dimasukkan ke dalam bak penampung. Apabila bak telah terisi penuh maka dilakukan pergantian bak penampung lain yang sudah disiapkan sebagai cadangan untuk menghindari kehilangan waktu kerja mesin.


sumber
https://drive.google.com/file/d/1hAPWuo94YLSCjwgIA1K766Yu-2Dz8fMN/view


0 komentar:

Posting Komentar