Bahan pangan merupakan
komoditas yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat, sehingga ketersediaan
bahan pangan tersebut di dalam rumah tangga harus selalu tersedia setiap saat. Pada
umumnya pemenuhan kebutuhan pangan dalam penyediaannya terfokus dari padi,
padahal komoditas lain tidak kalah pentingnya untuk diproses menjadi bahan
pangan (diversifikasi pangan) sehingga ketahanan pangan dapat terjaga.diversifikasi
konsumsi pangan tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi
juga bisa memperbaiki gizi untuk mendapatkan munusia yang berkualitas dan
berdaya saing. Penganekaragaman (diversifikasi) pangan menjadi salah satu pilar
utama dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan individu.
Dalam diversifikasi
pangan salah satu dari komoditas ubi kayu dapat diproses menjadi mocaf. Mocaf (modified
cassava flour) merupakan bahan baku untuk membuat berbagai jenis pangan setelah
melalui proses pengolahan. Mocaf dapat digunakan sebagai food ingredient dengan
penggunaan yang sangat luas. Mocaf tidak hanya bisa dipakai sebagai bahan
pelengkap, namun dapat langsung digunakan sebagai bahan baku dari berbagai
jenis makanan, mulai dari mie, bakery, cookies, brownis, hingga makanan semi
basah. Dalam proses pengolahan berbagai jenis pangan dari bahan baku mocaf
tersebut juga bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah dalam produksi pembuatan
mocaf.
Teknologi
mesin pengering mocaf
Dengan dukungan
teknologi mekanisasi pasca panen sangat penting untuk menjamin ketersediaan
bahan pangan berupa tepung singkong (mocaf) sepanjang tahun serta untuk
meningkatkan kualitas produk olahannya. Salah satu teknologi pasca panen tepung
singkong adalah pengeringan. Dalam hubungannya dengan pengeringan chip mocaf,
pada tahun 2014 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian bersama Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Universitas Diponegoro dan Bappeda
Kabupaten Wonogiri telah mengintroduksikan rancangan mesin pengering type
hybrid di salah satu desa yaitu Desa Girimarrto, Kecamatan Girimarto, Kabupaten
Wonogiri. Mesin pengering type hybrid dapat memproses mengeringkan chip basah
mocaf dengan kapasitas 1,2 ton. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pengeringan
dari chip mocaf basah dengan kadar air 94% menjadi minimal 14% sesuai dengan
SNI mocaf dan dengan waktu yang dibutuhkan selama 8 jam.
Proses pembuatan tepung
mocaf relatif mudah, dapat dilakukan dengan skala rumah tangga hingga skala
industri. Dalam pembuatannya terdapat alur yaitu sortasi ubi kayu, pengupasan,
pencucian, perendaman, fermentasi, pengepresan, pengeringan penepungan,
pengayakan, sampai menjadi mocaf. Dimulai dari sortasi ubi kayu kemudian pengupasan
dengan pisau, kemudian pencucian menggunakan air, kemudian perendaman sampai
ubi kayu tertutup air dalam bak, kemudian pengirisan ubi kayu menggunakan alat
perajang yang berguna untuk memperkecil ukuran ubi kayu, kemudian fermentasi
dengan melibatkan mikroorganisme, kemudian pengepresan untuk mengurangi kadar
air pada chip hasil irisan sehingga pengeringan lebih cepat, kemudian
pengeringan menggunakan teknologi mesin pengering type hybrid. Setelah kadar
air turun langkah selanjutnya adalah penepungan yaity proses mengecilkan ukuran
chip kering menjadi bentuk tepung melalui penggilingan, kemudian pengayakan
untuk memisahkan ukuran partikel sehingga menjadi sama ukuran butiran tepung
mocaf tersebut yaitu 100 mesh (ukuran standar SNI).
Sumber : Sularno. “Menyediakan Bahan Pangan Melalui Industri MOCAF dengan Pengering Model Hybrid”. Warta Inovasi, 2016 hlm 57.
Alasan : untuk memenuhi
tugas akhir praktikum sistem informasi pertanian serta mengulas kembali inovasi
teknologi mesin pengering hybrid untuk mocaf supaya dapat diterapkan kembali
dengan lebih banyak di berbagai daerah.